Minggu, 27 November 2016

Mengenal Masa Adven Lebih Dekat

HARI MINGGU ADVEN I,
Yes. 2:1-5, Mzm. 122:1-2.4-5.6-7.8-9; Ul. 1, Rm. 13:11-14, Mat. 24:37-44

"[Tetapi] ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pencuri datang waktu malam, pastilah ia berjaga-jaga, dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu selalu siap siaga karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga" (Mat. 24:43-44)

Perjanjian Baru

Yesus memulai nasihat-Nya ini dengan menyebut kembali peristiwa pada zaman Nuh. Sedikit saja sentilan Yesus mengenai peristiwa air bah itu; kemungkinan besar mereka yang hadir saat itu telah memahami dengan rinci peristiwa air bah yang dialami Nuh dan semua orang lain yang pada zaman itu. Bahwa pada zaman itu, orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan, namun pada saat Nuh masuk ke dalam bahtera yang dibuatnya mereka semua dilenyapkan, kecuali Nuh dan keluarganya beserta hal-hal lain yang dibawanya. Sama halnya dengan kedatangan Anak Manusia kelak, tidak ada orang yang mengetahuinya. Karena itu Yesus memberi nasihat supaya berjaga-jaga dan bersiaga setiap saat.

Mengingat bahwa Hari Tuhan itu datang tanpa diketahui oleh siapa pun, Rasul Paulus berpesan kepada jemaat di Roma, "Saudara-saudara, kamu mengetahui keadaan waktu sekarang. Saatnya telah tiba kamu bangun dari tidur. Sebab sekarang ini keselamatan sudah lebih dekat pada kita dari pada waktu kita baru mulai percaya. Malam sudah hampir lewat, dan sebentar lagi pagi akan tiba" (Rm. 13:11). 

Tidur, sama dengan keadaan makan dan minum, kawin dan mengawinkan (zaman Nuh), pesta pora dan kemabukan, percabulan dan hawa nafsu, perselisihan dan iri hati (Rm. 13:13). Ini yang terjadi di kota Roma kala itu. Karenanya Rasul Paulus berpesan agar setiap orang, jemaat Kristen, bangun dari tidur. Sebaliknya, pagi akan tiba, maka Rasul Paulus berpesan lagi supaya orang menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan senjata terang, yaitu Tuhan Yesus Kristus, dengan berlaku sopan seperti pada siang hari (Rm. 13:12, 14). 

Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama, Firman yang dinyatakan kepada nabi Yesaya telah menyebutkan keadaan terang, siang hari itu, kepada bangsa Israel. Tuhan sendiri akan tampil sebagai hakim atas semua suku bangsa. Tidak akan ada lagi peperangan sebab pedang-pedang akan dijadikan mata bajak dan tombak-tombak menjadi pisau pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan tidak akan ada lagi latihan perang. Maka marilah berjalan dalam terang Tuhan! (Yes. 2:4-5). 

Kitab Mazmur memperjelas keadaan itu, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem. Damai bagi orang yang mencintai Engkau. Semoga damai turun atas wilayahmu dan kesentosaan atas purimu" (Mzm. 122:1,2,6,7). Ini adalah doa kesejahteraan untuk Yerusalem, kota pilihan dan tempat kediaman Allah di dalam bait-Nya yang kudus. 

Masa Adven


Kita merayakan Masa Adven berarti mempersiapkan diri untuk menyambut Sang Terang, yaitu Yesus Kristus yang akan datang pada akhir zaman dan mengenang kembali kelahiran-Nya ke dunia dua ribu tahun yang lalu. Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang, dalam buku Misa Hari Minggu dan Hari Raya, terbitan Kanisius, menjelaskan dengan baik maksud Masa Adven demikian: 

Masa Adven merupakan masa bagi umat beriman untuk mempersiapkan Natal. Kata "Adven" sendiri berasal dari bahasa kata Lating "Adventus" yang berarti kedatangan. Pada intinya, Masa Adven menantikan kedatangan Tuhan. Pada Minggu pertama dan kedua, Masa Adven lebih diarahkan pada penantian kedatangan Tuhan yang kedua, yakni kedatangan Tuhan pada akhir zaman. Pada akhir zaman itu, Tuhan Yesus Kristus akan datang kembali dalam kemuliaan dan kejayaan. Ia akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati. Itulah sebabnya, bacaan-bacaan pada dua minggu pertama dari Masa Adven berfokus pada tema akhir zaman dan penghakiman. Sedangkan pada Minggu ketiga dan keempat, lebih khusus lagi mulai tanggal 17 Desember, fokus Masa Adven lebih diarahkan pada kedatangan Tuhan yang pertama, yang puncaknya dirayakan pada Hari Raya Natal. Ciri khas kedatangan Tuhan yang pertama ialah bahwa Tuhan Yesus Kristus datang dalam kelemahan dan kemiskinan.

Masa Adven merupakan masa persiapan yang diwarnai oleh semangat penantian penuh pengharapan dan sukacita sebab Tuhan datang untuk menyelamatkan umat-Nya. Namun, sekaligus dalam Masa Adven ini umat beriman perlu menanggapi kedatangan Tuhan dengan semangat tobat dan berjaga-jaga. Tokoh-tokoh suci, seperti Yesaya, Yohanes Pembaptis, Elisabet, Zakharia, dan terutama Bunda Maria dan Bapa Yusuf, dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi kita sebagai murid-murid Yesus Kristus untuk mengikuti-Nya.

Petunjuk liturgis: selama Masa Adven, warna liturgi ialah ungu cerah dan khusus pada Minggu Adven III dapat menggunakan warna merah jambu. Nyanyian-nyanyian sebaiknya bertemakan pengharapan eskatologis untuk Minggu Adven I dan II, serta bertemakan kerinduan akan kehadiran akan kelahiran Tuhan Yesus untuk Minggu Adven III dan IV. Pilihan dekorasi sebaiknya yang sederhana, misalnya menggunakan daun-daunan dan ranting.
(Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang)

Yesus berpesan agar kita senantiasa berjaga-jaga dan bersiaga menyambut kedatangan-Nya pada akhir zaman. Masa Adven menjadi kesempatan yang baik untuk memulai pertobatan dan menerima pengampunan dari Allah. Sekiranya kita terus berjaga-jaga dengan pertobatan dan berdoa serta berkarya dan beramal. Sudah seharusnya kita bangun dari tidur dan menggunakan perlengkapan senjata terang, yaitu Yesus, agar terang dan damai itu tinggal di antara kita sehingga kita didapati layak menghadap Anak Manusia pada kedatangan-Nya kembali.

In te Domine speravi non confundar in aeternum
(Pict: Mirifica News)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar