Dunia seakan membenci manusia…
Kutak tahu apa dan sebab kesalahnnya
Apa gerangan perbuatanku sehingga ia harus membenci?
Bukan melarikan diri dari kenyataan yang telah diperbuat tapi hanya ingin menanyakan apa dan bagaimana kesalahan itu?
Maafkanlah manusia jika telah menyakitimu
Maafkanlah manusia jika telah membuatmu sedih bahkan sampai marah
Tapi kami ingin kau tahu bahwa telah lama hati kami ini menjerit terhadap fakta dan kenyataan hidup ini.
Haruskah kita menghidupi apa yang tidak harus kita hidupi?
Haruskah kita memandang apa yang seharusnya tidak kita pandangi?
Tapi semuanya telah terjadi dan menjadi bagian dari hidup banyak orang
Semuanya bak nasi yang telah menjadi bubur, bubur pun masih kalah kualitasnya di banding fakta penderitaan di mana-mana.
Semoga kita manusia bisa menanggapi apa yang dirasakan dunia
Semoga kita manusia menyadari apa yang dikehandaki dalam hidup
Memberi yang terbaik dan melakukan yang terindah bagi dunia
Dunia memang telah indah tapi keindahan itu harus dimiliki pula oleh kita
Itulah komplementernya dalam bahasa ekonomi, bahwa kita harus saling melengkapi
Sebaliknya, jangan dan jangan sekali-kali jangan.
23 September 2011
In te Domine speravi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar