"Akulah
kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia
sudah mati" (Yoh 11:25).
Kalau Yesus berkata bahwa Dia adalah kebangkitan, itu
karena Dia sungguh-sungguh dapat bangkit dari kematianNya dan sungguh-sungguh
dapat membangkitkan orang yang sudah mati. Sebab, di dalam Dia tidak ada
kematian, melainkan hidup.
Ia membangkitkan anak Yairus, pemuda di Nain dan Lazarus,
itu adalah tanda-tanda nyata bahwa Dia mengubah kematian menjadi kehidupan. Itu
juga bukti nyata bahwa Dia adalah Allah yang hidup, Mesias, Kristus, yang
diurapi Bapa, yang datang melawat umatNya dan sebagai tebusan atas dosa-dosa
manusia. Mereka-mereka yang dibangkitkan ini kelak akan mati lagi, tubuh mereka
yang fana itu akan lenyap lagi, tetapi dengan Kebangkitan Yesus sendiri, mereka
akan dibangkitkan lagi dalam Roh. Semua orang akan mengalami hal yang sama,
yaitu akan mati, beralih dari hidup ini.
Pada saat kedatanganNya kembali, yaitu di akhir zaman,
Yesus akan membangkitkan semua orang untuk dihakimiNya. Maka jelaslah saat itu,
Ia akan memisahkan orang-orang benar dari yang jahat. Orang yang menerima Dia
selama hidup akan diambilNya dan yang jahat dimasukan ke dalam api yang
bernyala-nyala. Keadilan Yesus nampak secara nyata saat itu. Yesus
menghubungkan iman akan kebangkitan itu dengan pribadiNya: “Akulah kebangkitan
dan hidup (Yoh. 11:25). Pada hari kiamat Yesus sendiri akan membangkitan
mereka, yang percaya kepadaNya (Bdk. Yoh. 5:24-25; 6:40) yang telah makan tubuhNya
dan minum darahNya (Bdk. Yoh. 6:54) (KGK . 994).
Kita yang percaya kepadaNya, yang menerima Dia, akan
beroleh kehidupan kekal bersama Dia dalam kemuliaan Allah. Nah, pada
kebangkitan dan penghakiman itu, badan kita yang fana ini akan diubah menjadi
badan rohani, yang tak dapat mati lagi untuk selama-lamanya. Tubuh kita
mengalami kehancuran, sedangkan jiwa kita melangkah menuju Allah dan menunggu
saat, dimana ia sekali kelak akan disatukan kembali dengan tubuhnya. Dalam kemahakuasaanNya,
Allah akan menganugerahkan kepada tubuh kita secara definitif kehidupan abadi,
waktu Ia menyatukannya lagi dengan jiwa kita berkat kebangkitan Yesus (KGK
997).
Penerimaan Ekaristi sudah memberi kepada kita satu
gambaran terlebih dahulu mengenai perubahan rupa badan kita oleh Kristus: “Seperti roti yang berasal dari bumi, kalau
ia menerima panggilan Allah, bukan lagi roti biasa, melainkan Ekaristi, yang
terdiri dari dua unsur, unsur duniawi dan unsur surgawi, demikian juga tubuh
kita, kalau menerima Ekaristi, tidak lagi takluk kepada kehancuran, tetapi
memiliki harapan akan kebangkitan” (Ireneus,
hear. 4, 18, 5) (KGK 1000).
“Para
hamba Allah akan melihat wajah Allah, dan nama Allah akan tertulis di dahi
mereka. Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan
cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan
mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya” (Why. 22:4-5).
PAX DOMINI SIT SEMPER VOBISCUM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar