“...
Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja katolik yang kudus,
persekutuan para kudus,
pengampunan dosa,
kebangkitan badan,
kehidupan kekal.”
(Syahadat Para
Rasul)
“...
Aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putera;
Yang serta Bapa dan Putera,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
Aku mengakui satu pembaptisan
akan penghapusan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat.”
(Syahadat Konsili
Nikea Konstantinopel)
Nabi Yehezkiel, di pembuangan Babel, menerima firman
Allah bagi bangsa Israel, yang terlampau jauh dan hilang dari Allah ialah “Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu,
sehingga kamu hidup kembali, dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu”
(Yeh. 37:14).
Rasul Paulus menunjukkan hal yang sama: “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan
Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan
Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana
itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu” (Rom 8:11).
Kita percaya Roh Allah yang membangkitkan Kristus, juga
membangkitkan kita yamg mati bersamaNya. Tidak mungkin hidup kita sia-sia,
karena Kristus ada di dalam diri kita senantiasa. Jalan Kristus (hidup, derita
dan kematianNya) adalah jalan kita, supaya saat kebangkitanNya, kita pun
dibangkitkanNya dengan jaya.
Perhatikan Credo di
atas, baik Syahadat Para Rasul maupun Syahadat Nikea Konstantinopel, Gereja
percaya akan Roh Kudus yang diutus Bapa dan Putera kepadanya. Pembaptisan
menjadi tanda penerimaan Roh Kudus bagi para anggota Gereja, sebab dengan
demikian, selain menjadi Tubuh Mistik Kristus, mereka pun dikuduskan untuk
Allah. Itulah makannya Gereja itu kudus (meskipun terdapat banyak orang berdosa
di dalamnya) supaya dengan bantuan Roh Kudus, ia menguduskan dirinya sendiri
dan dunia untuk keselamatan. Tujuan pengudusan ini amat jelas, supaya kelak
semua orang berhimpun dalam suatu persekutuan orang-orang kudus untuk
memuliakan Allah Tritunggal Mahakudus.
Maka dalam perjalanannya, iman kepada Kristus diwariskan
oleh Petrus dan Para Rasul lainnya (Gereja Perdana) kepada orang-orang Kristen,
Gereja Katolik. Warisan iman ini ‘mewajibkan’ adanya pengampunan dosa seperti yang diserukan oleh Yesus sendiri kepada
murid-muridNya: “Apa yang kau ikat di
dunia ini akan terikat di Sorga, dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan
terlepas di Sorga” (Mat. 16:19b). Pengampunan dosa ini hanya dimungkinkan
oleh Kristus, yang dalam Roh Kudus, membebaskan semua orang dari dosa supaya
dibangkitkan.
Kebangkitan badan tidak berarti hanya jiwa yang terus hidup setelah kematian, tetapi “tubuh
kita yang fana” ini juga akan hidup kembali (Rm. 8:11). Dengan demikian,
kebangkitan badan orang-orang Kristen ialah persiapan menuju kehidupan kekal yang
membentuk suatu persekutuan para kudus bersama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
dalam kemuliaanNya.
Sesungguhunya, kita telah melihat apa yang
kelak kita lihat karena iman akan Kristus. Iman kepada Kristus membuat hidup
itu berarti sebab segalanya dipersembahkan untuk Allah dan demi kemuliaanNya
yang besar. Kiranya iman kepada Kristus itu sempurna, sempurna karena kita
mengenal Dia dari dan di dalam GerejaNya, Katolik. Apa yang telah kau lihat
sekarang ini yang kelak kau lihat secara langsung itu? “Kehidupan kekal” bersama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Tanpa Kristus
dan GerejaNya kau takkan melihat kenyataan yang luar biasa ini! (Engga Condios)
PAX
DOMINI SIT SEMPER VOBISCUM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar