Minggu, 02 April 2017

Credo: Roh Allah – Kebangkitan


“...
Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja katolik yang kudus,
persekutuan para kudus,
pengampunan dosa,
kebangkitan badan,
kehidupan kekal.”
(Syahadat Para Rasul)

“...
Aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putera;
Yang serta Bapa dan Putera,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
Aku mengakui satu pembaptisan
akan penghapusan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat.”
(Syahadat Konsili Nikea Konstantinopel)

Nabi Yehezkiel, di pembuangan Babel, menerima firman Allah bagi bangsa Israel, yang terlampau jauh dan hilang dari Allah ialah “Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali, dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu” (Yeh. 37:14).

Rasul Paulus menunjukkan hal yang sama: “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu” (Rom 8:11).


Kita percaya Roh Allah yang membangkitkan Kristus, juga membangkitkan kita yamg mati bersamaNya. Tidak mungkin hidup kita sia-sia, karena Kristus ada di dalam diri kita senantiasa. Jalan Kristus (hidup, derita dan kematianNya) adalah jalan kita, supaya saat kebangkitanNya, kita pun dibangkitkanNya dengan jaya.

Perhatikan Credo di atas, baik Syahadat Para Rasul maupun Syahadat Nikea Konstantinopel, Gereja percaya akan Roh Kudus yang diutus Bapa dan Putera kepadanya. Pembaptisan menjadi tanda penerimaan Roh Kudus bagi para anggota Gereja, sebab dengan demikian, selain menjadi Tubuh Mistik Kristus, mereka pun dikuduskan untuk Allah. Itulah makannya Gereja itu kudus (meskipun terdapat banyak orang berdosa di dalamnya) supaya dengan bantuan Roh Kudus, ia menguduskan dirinya sendiri dan dunia untuk keselamatan. Tujuan pengudusan ini amat jelas, supaya kelak semua orang berhimpun dalam suatu persekutuan orang-orang kudus untuk memuliakan Allah Tritunggal Mahakudus.



Maka dalam perjalanannya, iman kepada Kristus diwariskan oleh Petrus dan Para Rasul lainnya (Gereja Perdana) kepada orang-orang Kristen, Gereja Katolik. Warisan iman ini ‘mewajibkan’ adanya pengampunan dosa seperti yang diserukan oleh Yesus sendiri kepada murid-muridNya: “Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di Sorga, dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga” (Mat. 16:19b). Pengampunan dosa ini hanya dimungkinkan oleh Kristus, yang dalam Roh Kudus, membebaskan semua orang dari dosa supaya dibangkitkan.

Kebangkitan badan tidak berarti hanya jiwa yang terus hidup setelah kematian, tetapi “tubuh kita yang fana” ini juga akan hidup kembali (Rm. 8:11). Dengan demikian, kebangkitan badan orang-orang Kristen ialah persiapan menuju kehidupan kekal yang membentuk suatu persekutuan para kudus bersama Bapa dan Putera dan Roh Kudus dalam kemuliaanNya.


Sesungguhunya, kita telah melihat apa yang kelak kita lihat karena iman akan Kristus. Iman kepada Kristus membuat hidup itu berarti sebab segalanya dipersembahkan untuk Allah dan demi kemuliaanNya yang besar. Kiranya iman kepada Kristus itu sempurna, sempurna karena kita mengenal Dia dari dan di dalam GerejaNya, Katolik. Apa yang telah kau lihat sekarang ini yang kelak kau lihat secara langsung itu? “Kehidupan kekal” bersama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Tanpa Kristus dan GerejaNya kau takkan melihat kenyataan yang luar biasa ini! (Engga Condios) PAX DOMINI SIT SEMPER VOBISCUM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar