Minggu, 26 Maret 2017

Punya Mata, tapi Tidak Melihat. Melihat, tapi Tidak Percaya

Sebenarnya ada apa dengan orang seperti ini? Itulah orang yang berusaha membungkam kebenaran. Persis itu adalah orang-orang Farisi yang hari ini ditegur langsung oleh Yesus.


“Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta” (Yoh. 9:39).

Yohanes memberikan kesaksian bahwa kata-kata Yesus ini didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepadaNya:

“Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” (Yoh. 9:40).

Maka Yesus menjawab mereka demikian:

“Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu” (Yoh. 9:41).


Orang-orang Farisi sangat cocok dibilang begini: “Punya mata, tapi tidak melihat. Melihat, tapi tidak percaya.” Di beberapa kesempatan (termasuk peristiwa hari ini), orang-orang Farisi gemar menentang Yesus. Misalnya dalam hal mengampuni dosa, peraturan Sabat, dan bergaul dengan pendosa. Persis seperti yang dikisahkan rasul Yohanes hari ini: Orang yang buta sejak lahirnya (Yoh. 9:1-41).

Bagi Yesus, mereka terlalu mementingkan legalisme lahiriah, terlalu memusatkan perhatian pada aturan-aturan dan lupa akan kebenaran yang disampaikan dan dikerjakan oleh Allah dalam diri Anak Manusia. Misalnya, Yesus “mengaduk tanah” (Yoh. 9:14) adalah suatu pekerjaan yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Namun Yesus melakukan itu untuk menyembuhkan orang buta itu. Maka jadilah mata orang itu melek.

Yesus bertemu dengan dia dan berkata: “Percayakah enkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya: “Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepadaNya.” Kata Yesus kepadanya: “Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!” Katanya: “Aku percaya, Tuhan.” Lalu ia sujud menyembahNya” (Yoh. 9:35-38).

Kepada orang buta yang matanya dimelekkan, Yesus memberikan keselamatan dan pengampunan dosa. Sementara kepada orang-orang Farisi, Yesus menyatakan bahwa dosa mereka tetap ada. Sebab, mereka mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat. Mereka melihat, tetapi tidak menaruh kepercayaan pada Yesus, Anak Manusia.

Benarlah kata-kata sang Pemazmur ini: “Mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat” (Mzm. 135:16b). Itulah orang-orang Farisi! Karena mereka lebih berpuas pada diri mereka sendiri dan percaya pada tangan mereka sendiri (bdk. Yoh. 9:24, 29, 34). Sebaliknya, mereka tidak dapat rendah hati seperti orang buta yang matanya dimelekkan Yesus itu. Orang buta yang disembuhkan itu adalah lambang orang-orang yang rendah hati dan menerima Yesus. Mereka ini “Tidak memiliki mata, tetapi melihat. Mereka melihat lalu percaya” (bdk. Ul. 29:3; Yes. 6:9 dst.; Yer. 5:21; Yeh. 12:2).

Orang Katolik yang terkasih, sekarang kita tidak lagi melihat Yesus. Namun, Roh Kudus yang Ia dan Bapa curahkan kepada kita memapukan kita untuk melihat Dia dalam kemuliaanNya. Beginilah pengajaran Gereja:


Tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah (1Kor. 2:11). Roh yang mewahyukan Allah itu, membuat kita mengenal Kristus, Sabda-Nya yang hidup; tetapi ia tidak berbicara tentang diri-Nya sendiri. Ia, yang “bersabda melalui para nabi,” membuat kita  mendengarkan Sabda Bapa. Tetapi kita tidak mendengarkan Dia sendiri. Kita hanya mendengarkan Dia secara tidak langsung, bial ia mewahyukan Sabda kepada kita dan mempersiapkan kita, menerima-Nya dalam iman. Roh kebenaran, yang “mengungkapkan” Kristus bagi kita, tidak berbicara “dari diri-Nya sendiri” (Yoh. 16:13. Sikap rendah hati yang ilahi ini menjelaskan, mengapa “dunia tidak dapat menerima-Nya, karena ia tidak melihat-Nya dan tidak mengenal-Nya,” sedangkan mereka yang percaya kepada Kristus mengenal-Nya, karena Ia menyertai mereka (Yoh. 14:17) [KGK 687).

Kiranya dengan Roh Kudus, kita tetap melihat Kristus yang menyelamatkan, supaya kita percaya kepada-Nya sepanjang hidup ini.

Pax Domini sit semper vobiscum.
(Pictures: pinterest.com, LDS.org, catholic-saint.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar