Sabtu, 25 Maret 2017

25 Maret, HARI RAYA KABAR SUKACITA

(pinterest.com)

Hari Raya Kabar Sukacita Santa Perawan Maria (25 Maret) disebut juga dlm kalender lama:

FESTUM INCARNATIONIS, INITIUM REDEMPTIONIS CONCEPTIO CHRISTI, ANNUNTIATIO CHRISTI, ANNUNTIATIO DOMINICA.

Kita merayakan kabar gembira yang disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada Maria. Bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan Kristus (Luk. 1:26-38). Hari Raya ini berasal dari Bizantium dan tampaknya sudah dirayakan di Roma sejak abad ketujuh. Hari Raya ini jatuh pada tgl 25 Maret yang ditentutkan berdasarkan perhitungan 9 bulan sebelum 25 Desember yang secara tradisional dirayakan sebagai hari kelahiran Yesus.

Dalam Gereja Latin, perayaan ini pertama kali disebutkan dalam "Sacramentarium" Paus Gelasius, yang kita miliki dalam bentuk sebuah naskah dari abad ketujuh. Perayaan ini juga ditemukan dalam "Sacramentarium" St. Gregorius, salah satu naskah tertanggal dari abad kedelapan. Karena kedua "sacramentary (Buku Doa Misa) ini mengandung tambahan posterior pada masa Paus Gelasius dan Paus Gregorius, Duchesne ("Origines du culte Chretien" - Asal-muasal Ibadat Kristen, 118, 261) memperkirakan asal-muasal perayaan ini benar-benar termasuk dalam masa Paus Gelasius. Sinode Toledo ke-10 (thn 665) dan Sinode Trullan (thn 692) berbicara mengenai perayaan ini sebagai salah satu yang dirayakan secara universal di dalam Gereja Katolik.

https://www.facebook.com/images/emoji.php/v8/f55/1/16/1f607.png😇https://www.facebook.com/images/emoji.php/v8/f55/1/16/1f607.png😇https://www.facebook.com/images/emoji.php/v8/f55/1/16/1f607.png😇

"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau" (1:28).

Demikianlah salam Malaikat Gabriel kepada Maria. Selanjutnya Malaikat Allah itu berkata:

"Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia, Yesus" (1:30-31).

Gereja merayakan peristiwa ini secara khusus mengingat arti dan maknanya bagi keselamatan manusia. Boleh dikatakan peristiwa Sabda menjadi daging berawal pada saat Maria menyatakan kesediaan dan persetujuan kepada Malaikat Gabriel, pembawa kabar gembira itu, dan semenjak itu pula Maria menjadi Bunda Allah.

Satu hal yang harus kita camkan dalam hati ialah "hormat Allah pada Maria" sebagaimana terlihat dalam permintaan kesediaan Maria untuk menerima Sabda Allah dalam rahimnya. Di sini Allah tidak memaksa Maria, tetapi meminta kesediaannya. Maria sendiri menyadari bahwa Tuhan memilih dia karena menganggap dia layak untuk menerima kabar gembira itu. Tetapi sebagai manusia, Maria masih tampak ragu-ragu akan makna kabar itu. Oleh karena itu, ia menanyakan lebih lanjut keterangan dari Malaikat Allah itu:

"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Luk. 1:34).

Dan ketika ia sudah merasa pasti akan makna kabar gembira Malaikat itu:

"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menanungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. ..." (Luk. 1:35).
Maria berkata:

"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Luk. 1:38).


Dari berbagai sumber https://www.facebook.com/images/emoji.php/v8/f55/1/16/1f607.png😇https://www.facebook.com/images/emoji.php/v8/f55/1/16/1f607.png😇https://www.facebook.com/images/emoji.php/v8/f55/1/16/1f607.png😇
PAX DOMINI SIT SEMPER VOBISCUM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar