Jumat, 02 Desember 2016

Adven: Percaya, Mengikuti, dan Selamat

Jumat, Pekan Adven I, Tahun A

Nubuat nabi Yesaya

Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan? Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat. Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam TUHAN, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel! (Yes. 29:17-19).

Nabi Yesaya menubuatkan keselamatan yang datang dari Allah sesudah penindasan yang dialami bangsa Israel, umat pilihan (Yes. 29:17-18). Untuk itulah orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam Tuhan, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel! (Yes. 29:19). 

Keselamatan yang diberikan Allah melahirkan puji-pujian dalam diri orang-orang yang diselamatkan. Hal ini sejajar dengan yang dilakukan Hana, ibunda Samuel, yang pernah ditutup kandungannya oleh TUHAN (1Sam. 2:1-10). Hana menyanyikan puji-pujian kepada Allah Israel. Nyanyian Hana ini pernah dikatakan sebagai 'contoh' bagi nyanyian Maria, Bunda Yesus (bdk. Luk. 1:45-55). Tetapi nada nyanyian Maria itu jauh lebih pribadi dari pada nada nyanyian Hana. Lagu pujian Hana ini berupa mazmur yang berasal dari zaman para raja. Ia mengungkapkan pengharapan "orang-orang miskin," rendah hati (bdk. Zef. 2:3) dan bagian terakhir melayangkan pandangannya kepada Raja-Mesias. 

Keselamatan yang dikerjakan Allah dan dinubuatkan oleh nabi Yesaya ini akan datang segera. Akan ada satu Raja, yaitu Mesias, orang yang diurapi dan pemberi keselamatan. Dalam pada itu, Israel mesti menunggu, menantikan dan berharap akan Dia yang datang itu. KedatanganNya membawa perubahan paling besar dalam diri tiap-tiap orang yang percaya kepadaNya. 

Yesus menggenapi nubuat nabi Yesaya


Dua orang buta yang matanya dimelekkan oleh Yesus menjadi tanda nyata penyelamatan Allah (Mat. 9:27-31). Pemelekan mata dua orang buta ini didasarkan atas tindakan mengikuti dan iman kepada Yesus (Mat. 9:28). Yesus pun menjamah mata mereka dan mereka memperoleh kesembuhan, yaitu keselamatan, seturut iman mereka kepadaNya (Mat. 9:29). Kedua orang buta itu percaya kepada Yesus maka mereka mengikutiNya. Mereka mengikutiNya karena percaya lalu disembuhkan. Mereka disembuhkan maka mereka memasyhurkan Dia.

Perhatikan... Untuk sampai pada keselamatan (kesembuhan fisik dan batin), orang mesti percaya, mengikuti dan pada akhirnya memuji Yesus (memasyhurkan - pewartaan). Bahasa Kitab Suci agaknya menonjolkan sikap dan bahasa isyarat dari setiap tokoh yang diceritakan. Yesus pun sering kali menekankan hal yang sama sehubungan dengan tindakan, sikap dan bahasa ini. Misalnya saja dalam Mat. 19:16-26, "Orang Muda yang Kaya." Di sana Yesus meminta orang muda itu untuk mengikutiNya setelah menjual segala miliknya dan memberikannya kepada orang miskin (Mat. 19:21). 

Bahwa Allah memperhatikan keselamatan umat pilihan, itu suatu kepastian. Yesus menjadi utusan Bapa, mewartakan pertobatan, menyembuhkan orang sakit, memperhatikan orang kecil, lalu timbul pemujaan dari dalam hati manusia kepada Allah. Kesadaran iman yang dimiliki kedua orang buta tadi kiranya menjadi kesadaran para pengikut Yesus, orang Kristen; percaya kepadaNya, datang kepadaNya, meminta pertolonganNya, mengikutiNya, dan memperoleh keselamatan dariNya. Ini adalah tindakan-tindakan pertobatan. Percaya adalah sikap pertama dalam pertobatan, diikuti oleh tindakan datang, memohon bantuan, dan kemudian mengikuti serta memuji dan mewartakan karya keselamatan itu. Sebab ketika orang Kristen datang kepada Tuhannya, ia membatasi diri untuk tidak berbuat dosa lagi lalu menyambut Tuhannya dan memperoleh keselamatan dari Tuhannya. 

Kiranya di dalam Masa Adven, orang Kristen meniru gaya ini. Beriman kepada Yesus, mengikuti Yesus, memohon pertolongan Yesus, menerima keselamatan dari Yesus dan pada saatnya mewartakan Yesus kepada sekalian orang. Sebab iman selalu mendorong orang Kristen untuk mengikuti Yesus dan memperoleh keselamatan di dalam Dia, lalu pada gilirannya diutus oleh Dia ke tengah-tengah dunia. Sama dengan Masa Adven. Menantikan kedatangan Tuhan dengan bertobat lalu menyambut Dia dalam kemuliaan saat Natal tiba.

In te Domine speravi non confundar in aeternum
(Pict: YouTube)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar