Selasa, 07 Februari 2017

Kita Bukanlah Pengecut

Adalah dua pemuda gagah meluangkan waktu pagi untuk membersihkan pekarangan rumah, menyapu dan merapikan halaman. Dedaunan yang berserakan dikumpulkan dengan 'sapu lidi' pada tangan mereka. Bermodalkan dedikasi, mereka mengumpulkan dedaunan itu namun angin datang meniup dan menghamburkan apa yang telah dikumpulkan dengan susah payah. Kebetulan sedang musimnya angin bertiup. Dengan senyum manis, mereka mengumpulkan lagi, tanpa keberatan.


Dalam banyak kesempatan, apa yang kita harapkan, ketika sudah diwujudkan dengan cinta dan pengorbanan besar, tiba-tiba lenyap begita saja, tanpa kita merasakan buahnya terlebih dahulu. Perkawinan atau cita rasa kekeluargaan yang terbangun selama ini, karena satu dan lain hal, runtuh seketika. Bisa jadi karena amarah dan dendam yang berlebihan yang mengobrak-abrik. Tidak diduga sebelumnya akan terjadi seperti itu. Atau, persahabatan dan pertemanan ambruk dalam sekejap karena iri hati dan kedengkian.

Tidak ada jalan lain selain harus membangun kembali semua itu. Lari dari persoalan adalah sikap pengecut. Mesti dengan senyum manis mengumpulkan kembali, supaya pekerjaan atau persoalan tidak tertunda, sehingga keadaan tidak tetap kotor. Kuncinya ialah berdamai dengan diri sendiri, rendah hati, supaya apabila masalah datang tanpa diundang, orang masih gagah berdiri dan menyelesaikannya dengan berani. Sebab tidak mungkin kita tetap berada dalam masalah. Kerendahan hati kiranya merupakan fondasi utama membangun hidup di bumi ini.

#pejuangkecil
(Pict: malesbanget.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar